Teknologi Budidaya Jagung Sistem Zigzag Spesifik Lampung
Oleh:
Fauziah Yulia Adriyani dkkÂ
Keunggulan utama teknologi sistem tanam Zig-Zag pada budidaya jagung adalah meningkatkan populasi tanaman mencapai 80% tanpa mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sehingga mampu meningkatkan produksi 30-40%. Jarak tanam pada sistem tanam Zig-Zag diatur sedemikian rupa sehingga kerapatan tanaman tidak mengganggu penyerapan sinar matahari yang dibutuhkan pada proses fotosintesis. Selain itu, penerapan sistem tanam zigzag relatif mudah tidak memerlukan teknologi yang kompleks dan keahlian khusus.
Berdasarkan tingkat kesuburan lahan, terdapat 2 (dua) jarak tanam yang disarankan yaitu 35x17,5x75 cm dan 25x12,5x75 cm. Pada lahan yang kurang subur, gunakan jarak tanam yang lebih rapat yaitu 25x12,5x75 cm. Sedangkan untuk lahan yang subur, gunakan jarak tanam yang lebih lebar yaitu  35x17,5x75 cm. Maksud jarak tanam ini adalah 35 atau 25 cm dalam barisan, 75 cm antar barisan inti dan 17,5 atau 12,5 cm jarak antar barisan inti dan barisan zigzag. Dengan menggunakan jarak tanam ini, populasi tanaman sekitar 76.000-100.000 batang.
Pupuk yang diberikan adalah NPK 400 kg/ha, Urea 350 kg/ha, SP36 350 kg/ha, dolomit 1000 kg/ha dan pupuk kandang 2000 kg/ha. Pemberian dolomit,dan pupuk kandang disebar merata di lahan sebelum olah tanah, setelah semua disebar merata baru dilakukan pengolahan tanah dengan dibajak setelah itu digaru agar lahan rata untuk mepermudah penanaman. Setelah pengolahan tanah selesai lahan dibuat larikan untuk penaburan Pupuk SP36, selanjutnya pada umur 10-15 HST dilakukan pemberian setengah dosis pupuk NPK dan Urea. Kemudian pada umur 45-50 HST dilakukan pemberian setengah dosis pupuk NPK dan Urea..
Pengendalian Hama Penyakit dilakukan dengan konsep Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu (PHT). Panen dilakukan pada 100 HST dengan cara dikupas dalam bentuk glondongan. Prossesing dan penyimpanan dengan cara dijemur 2-3 hari kemudian digiling.
Teknologi sistem tanam Zig-Zag pada budidaya jagung diperkirakan memiliki sebaran adopsi yang cukup luas mengingat teknologi ini memiliki keunggulan dalam hal peningkatan produksi yang mampu mencapai 30-40%. Teknologi ini dapat menyebar disemua kabupaten terutama 4 (empat) kabupaten sentra produksi yaitu Lampung Timur, Lampung Selatan, Lampung Tengah dan Lampung Utara.
Sumber: Fauziah Yulia Adriyani dkk dan Humas BPTP Lampung