INPARI 32 HDB
Ditulis oleh : Betty Mailina, SP
Inpari 32 yang dilepas oleh Kementerian Pertanian pada tahun 2013 ini merupakan jenis padi Inbrida padi sawah irigasi. Penggunaan Varietas Inpari 32 HDB didasarkan pada keunggulan yaitu tahan terhadap penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB) patotipe III dan agak rentan terhadap hama wereng batang coklat (WBC) biotipe 1,2 dan 3. Varietas Inpari 32 merupakan turunan Ciherang dan IRBB 64, berumur kurang lebih 120 hari setelah semai. Inpari 32 HDB memiliki tinggi tanaman 97 senti meter, dengan postur tanaman tegak, serta daun bendera yang tegak menjulang sehingga mampu menerima dan memanfaatkan sinar matahari secara optimum untuk pertumbuhannya.
Postur tubuhnya yang tegak dan langsing membuat varietas ini tampil cantik dan mendekati tanaman tipe ideal yang sangat disukai oleh petani. Dibandingkan varietas tetuanya, Inpari 32 HDB memiliki beberapa keunggulan yang signifikan baik dari ketahanannya terhadap penyakit maupun hasil gabahnya. Varietas unggul ini memberikan respon tahan terhadap penyakit HDB ras III. Selain itu, Inpari 32 HDB juga bereaksi agak tahan terhadap penyakit tungro ras lanrang, sehingga baik untuk dikembangkan di daerah-daerah lahan irigasi yang endemis tungro. Varietas ini juga tahan terhadap 2 ras penyakit blas. Inpari 32 dapat ditanam pada ekosistem sawah daratan rendah sampai ketinggian 600 m dpl dengan potensi hasil mencapai 8,42 ton/ha. Dengan rasa nasi yang setara dengan Ciherang (medium), tidak heran jika dalam waktu yang relatif singkat, varietas Inpari 32 HDB mulai menjadi primadona di lahan-lahan sawah irigasi. Untuk di Lampung inpari 32 penggunaan sudah tersebar di berbagai kabupaten seperti Kabupaten Lampung Selatan, Lampung Timur, Lampung Tengah, Tulang Bawang Barat, Pringsewu,dll.
Varietas Inpari 32 dengan no seleksi BP10620F-BB4-15-BB8, dilepas tahun 2013 dengan nomor SK Menteri Pertanian: 4996/Kpts/SR.120/12/2013. Deskripsi varietas secara lengkap sebagai berikut:
Umur tanaman : ±120 hari setelah sebar
Bentuk tanaman : Tegak
Tinggi tanaman : ±97 cm
Jumlah gabah per malai : ±118 butir
Anakan produktif : ±17 batang/rumpun
Warna kaki : Hijau
Warna batang : Hijau
Warna telinga daun : Tidak berwarna
Warna lidah daun : Tidak berwarna
Warna daun : Hijau
Permukaan daun : Kasar
Posisi daun : Tegak
Posisi daun bendera : Tegak
Bentuk gabah : Medium
Warna gabah : Kuning bersih
Kerontokan : Sedang
Kerebahan : Agak tahan
Potensi hasil : 8,42 ton/ha GKG
Rata-rata hasil : ±6,30 ton/ha GKG
Berat 1000 butir : ±27,1 gram
Tekstur nasi : Sedang
Warna beras pecah kulit : Putih bening
Rendemen beras pecah kulit : ±79,72%
Rendemen beras giling : ±71,49%
Kadar amilosa : ±23,46%
Ketahanan terhadap hama : Agak rentan terhadap wereng batang cokelat biotipe 1, 2 dan 3.
Ketahanan terhadap penyakit : Tahan terhadap hawar daun bakteri patotipe III, agak tahan terhadap hawar daun bakteri patotipe IV dan VIII. Tahan terhadap blas ras 033, agak tahan terhadap blas ras 073, rentan terhadap blas ras 133 dan 173 serta agak tahan terhadap tungro ras Lanrang.
Keterangan : Cocok ditanam di ekosistem sawah dataran rendah sampai ketinggian 600 m dpl.
Sumber : Kementerian Pertanian