Luas lahan rawa di lampung mencapai 162.900 ha terdiri di atas lahan rawa pasang surut (68.900 ha) dan rawa lebak (94.030ha). Produktivitas padi dilahan rawa sekitar 2,9 – 3,5 ton/ha.
Rendahnya produktivitas salah satunya di sebabkan belum di terapkannya teknologi tepat guna
terutama penggunaan varietas unggul yang cocok dan adaftif untuk lahan rawa oleh petani.
Oleh karena itu perlu diperkenalkan beberapa varietas unggul padi rawa yang telah di lepas oleh Balai Besar Penelitian Padi Sukamandi : Inpara 1, Inpara 2, Inpara 3, Inpara 5, dan beberapa varietas lainnya seperti, Banyuasin, Lambur dan Martapura.
Hal ini yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan produksi padi di lahan rawa adalah tata air, kesuburan tanah, keracunan dan defisiensi hara. Hasil panen padi Inpra 2 menghasilkan rata-rata hasil 5,9 t/ha di rawa lebak dan 4,82 t/ha di rawa pasang surut. Padi Inpra 2 juga toleran terhadap keracunan Fe dan Al dan memilik tekstur nasi jauh lebih pulen sehingga lebih disukai konsumen. Berikut deskripsi Varietas Unggul Baru Padi Rawa Inpra 2 secara lengkap.
Umur |
128 hari |
Tinggi |
103 cm |
Anakan Produktif |
16 batang |
Bentuk gabah |
Sedang |
Kerontokan |
Sedang |
Tekstur Nasi |
Pulen |
Rata-rata Hasil |
5,9 t/ha di rawa lebak dan 4,82 t/ha di rawa pasang surut |
Ketahanan Terhadap Hama Penyakit cekaman |
Agak tahan terhadap hama Wereng Coklat Biotipe 2, tahan terhadap penyakit dan penyakit Hawar Daun Bakteri, toleran terhadap keracunan Fe dan Al |
Anjuran Tanam |
Baik ditanam di daerah rawa lebak dan rawa pasang surut |
Alasan utama dilepas |
Hasil Tinggi,Toleran Fe dan sesuai untuk daerah yang menyukai rasa nasi pulen |